ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

appendiks a

APPENDIX A


Terjemahan Alquran Dalam Bahasa Inggris


Pernyataan umat Muslim bahwa bahasa Arab Alquran tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa-bahasa lain telah menyebabkan orang Muslim non-Arab hanya dapat bersembahyang dan membaca ayat-ayat Alquran dalam bahasa Arab sekalipun tidak mengerti apa yang diucapkannya.
Pernyataan tersebut juga merupakan pelecehan terhadap seluruh generasi ilmuwan Arab yang nyatanya tidak mengalami kesulitan apapun untuk menerjemahkan Alquran.

[ Para Muslim perlu bertanya: Kenapa Taurat dan Injil tidak memerlukan bahasa Arab untuk komunikasi Allah dengan umatNya?
Jadi, bahasa lain pun mampu menyatakan Firman Allah kepada manusia dan sebaliknya, tidak harus dalam bahasa Arab? ]

Terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris oleh ilmuwan Barat pertama kali dilakukan pada tahun 1734 oleh George Sale.
Kemudian tidak pernah diakukan lagi sampai tahun 1861 di mana orang ke-dua melakukannya lagi yaitu Rodwell, diikuti oleh Palmer pada tahun 1880, kemudian Wherry pada tahun 1882, selanjutnya Pickthal pada tahun 1930, Lalu Arberry pada tahun 1955, setelah itu Mercier pada tahun 1956, dan Dawood pada tahun 1974.

Orang Muslim pertama yang menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Inggris yaitu Adul Hakim Khan pada tahun 1905. Diikuti oleh Mirza Hairat pada tahun 1919. Sekte Ahmadiya menerjemahkannya tahun 1915. Kemudian diikuti oleh terjemahan Yusuf Ali tahun 1934 dan selanjutnya Rashad Khalifa tahun 1981.

Karena sangat banyak umat Muslim berbahasa Inggris di Barat mengacu pada terjemahan Yusuf Ali, maka kami mengikuti system penomeran ayat-ayat Alquran seperti yang dilakukannya.
Peniruan ini mungkin akan sedikit membingungkan, karena aslinya ayat-ayat Alquran tidak dinomeri. Penomeran ayat-ayat semacam itu merupakan ide dari Barat.

Para penerjemah satu dengan yang lainnya berbeda dalam hal penomeran ayat. Mungkin saja terjadi bahwa Yusuf Ali memberi nomer ayat 5, sedangkan Pickthal memberinya nomer ayat 4. Bahkan Arberry tidak memberi nomer pada masing-masing ayat, malahan dia memberi nomer pada pasal-pasalnya.

Jika anda memeriksa ayat referensi yang telah kami berikan dalam buku ini dan anda tidak menggunakan terjemahan Yusuf Ali, anda dipersilahkan memeriksa satu ayat sebelum atau sesudahnya dari ayat tersebut, anda akan menemukan ayat yang kami maksudkan.

Kami telah mengungkapkan sebelumnya bahwa para penerjemah dari Muslim seperti Yusuf Ali tidak ragu-ragu (maksudnya, dengan sengaja) menerjemahkan teks Arab secara meleset demi menutup berbagai kesalahan yang terdapat dalam Alquran. Yusuf Ali memang seorang apologe Islam, lalu menjadi penerjemah Alquran.

Namun, dengan demikian Ali justru telah terjebak dengan caranya menerjemahkan Alquran tersebut yang sebelumnya tidak pernah dibayangkannya.
Karena dengan catatan kaki yang dilakukannya secara konstan yang mana dia mencoba menyelamatkan Alquran dari berbagai kesalahan dan pertentangan yang terdapat di dalamnya, maka dia justru menyadarkan para pembacanya bahwa terdapat banyak sekali kesalahan dan pertentangan dalam teks Alquran.

Selain itu, argumentasinya yang tidak rasional dan kesengajaannya menerjemahkan secara meleset berbagai teks (misalnya mengenai Trinitas), telah menyebabkan muncul kecurigaan besar di kalangan para pembaca bahwa Ali sedang mencoba menyembunyikan sesuatu.
Para pembaca Alquran hasil terjemahan Ali harus mewaspadai agenda apologetika yang disembunyikannya.

Tidak ada komentar: