ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

bab11d

KITAB SUCI KEDUA

Bab 11
Analisis Sebuah Kitab Yang Paling Sahih


BAGIAN IV

Tentang Jihad (Perang Suci)

Hadis mengungkapkan, kehendak Muhammad, agar agama Islam juga disebarluaskan dengan menggunakan pedang (kekerasan).
Hadis dipenuhi dengan perintah-perintah untuk memerangi umat non-Muslim dengan tujuan memaksa mereka memeluk agama Islam.
Jihad merupakan perihal yang sedemikian pentingnya sehingga Muhammad menyatakan bahwa jihad adalah rukun kedua yang terpenting dalam Islam.

Hadis, I/25
Rasul Allah ditanya, “Apakah perbuatan yang terbaik?” Dia menjawab, “Percaya pada Allah dan rasulnya.” Penanya bertanya lagi, “Apakah perbuatan baik kedua.” Dia menjawab, “Berpartisipasi dalam jihad (perjuangan agama) demi Allah.”

Anas bin Malik mencatat bahwa:

Hadis, II/68
Rasul Allah menaklukkan mereka dengan kekerasan dan pahlawan-pahlawan mereka dibunuh; anak-anak dan wanita-wanita mereka ditawan. Safiya dibawa oleh Dihya Al-Kalbi dan kemudian dia (Safiya) menjadi milik rasul Allah (Muhammad) yang menikahinya (Safiya ini adalah wanita nomor 9 dalam kehidupan Muhammad).

Rangkuman singkat mengenai pengajaran jihad yang diajarkan Muhammad harus diinformasikan kepada masyarakat Bebas.
Penerjemah Hadis, Dr. Muhammad Muhsin Khan menulis suatu pengantar kitab Hadis yang isinya mencakup suatu wacana mengenai Jihad yang ditulis oleh Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid, Masjid Suci Mekah, Saudi Arabia (Hadis, jilid I, halaman xxii – xl).

Ini merupakan suatu diskusi yang paling terbuka/jujur mengenai jihad yang pernah kami baca.
Ia tidak menyangkal atau mengurangi isi perintah Muhammad, bahwa umat Muslim harus memaksa orang Yahudi, Kristen, dan para penyembah berhala agar mereka memeluk agama Islam, atau bila tidak, harus tunduk pada tekanan keuangan atau politik Islam.
Sesungguhnya, hal itu ditujukan untuk memberi dorongan dan motivasi pada umat Muslim untuk melibatkan diri dalam jihad masa kini.

Menurut Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid, nabi Muhammad memerintahkan umat Muslim untuk berjuang melawan semua penyembah berhala serta melawan orang-orang Alkitab (umat Yahudi dan Kristen) jika mereka tidak memeluk agama Islam, atau mereka harus membayar jizya (restribusi pajak yang harus dibayar oleh umat Yahudi maupun Kristen yang tidak mau memeluk agama Islam (halaman xxiv).

Jadi jihad menerapkan beberapa cara yang berbeda:

  1. Ada Jihad dengan menggunakan pedang
Dalam jenis jihad ini orang-orang diharuskan bertobat dan masuk Islam atau ditaklukkan secara paksa dengan menggunakan kekuatan militer (Hadis, jilid I, halaman xxii).
Hadis pasal 19 berbicara mengenai orang-orang yang bertobat dan masuk Islam sebagai berikut: mereka masuk Islam dengan pemaksaan atau karena takut dibunuh (Hadis, jilid I, halaman 27).

Muhammad berkata:

Hadis, I/24
Saya telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka memberi kesaksian bahwa tidak ada satu pun yang punya hak untuk disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah nabi Allah, dan mereka harus sembahyang serta memberikan zakat, maka jikalau mereka melakukan semuanya itu, mereka akan menyelamatkan hidup dan harta benda mereka.

Itu sebabnya maka Muhammad memperingatkan raja Byzantium, “Jika kamu menjadi Muslim, kamu akan selamat,” (Hadis, I/6).

Jika raja tersebut tidak mau bertobat (masuk Islam), dia dan kerajaannya akan dihancurkan dan diperbudak.

[ Khomeini, pemimpin Iran pada masa yang lalu mengatakan dalam kotbahnya bahwa kesenangan yang termurni di dalam Islam adalah membunuh dan dibunuh untuk Allah. (David Lamb, The Arabs, New York Random House, 1987, p. 287) ]

Hadis mencatat bagaimana Mekah ditaklukkan secara kekerasan untuk masuk Islam. (Hadis, I/104).

Dalam Hadis, III/495, kita membaca bahwa:

Allah menjadikan nabi kaya raya melalui penaklukan-penaklukan.

Pada waktu seorang Muslim membunuh seseorang yang menjadi musuhnya selama jihad, dia boleh mengambil harta benda orang yang dibunuhnya.

Hadis, IV/370
Nabi bersabda, “Siapa pun yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya akan memiliki barang rampasannya.”

Perintah nabi Muhammad itulah yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh umat Muslim di Afrika saat ini.
Di Negara-negara seperti Nigeria dan Sudan, ratusan ribu umat Kristen dan para penyembah berhala dijagal (disembelih) secara brutal atau diperbudak atas nama jihad, karena mereka tidak mau memeluk agama Islam.

Hadis, IV/386
“Nabi kami, utusan Tuhan kami, telah memerintahkan kami untuk memerangi kamu sampai kamu bersedia menyembah hanya kepada Allah kami atau kamu harus membayar jizya (retribusi pajak yang harus dibayar oleh umat non-Muslim yang tidak mau memeluk agama Islam).”

  1. Ada jihad pemajakan
Mereka yang menolak memeluk Islam harus bayar pajak khusus yang disebut Al-Jizya (Hadis, jilid 4, pasal 21, halaman 251–252).
Beban keuangan ini sangat menekan bagi umat non-Muslim dan membuat beban hidup mereka menjadi sangat berat.

  1. Ada jihad pahala keuangan
Di Irak ada Universitas yang bebas biaya yang ditawarkan kepada setiap orang Kristen atau Yahudi yang mau memeluk agama Islam.
Selain itu, ditawarkan “hadiah rejeki” sebesar 1000 dollar kepada setiap orang Afrika Selatan berkulit hitam yang mau meninggalkan kekristenannya, kemudian memeluk agama Islam.
Orang-orang berkulit hitam lain (bukan dari Afrika Selatan) juga akan diberi uang sebesar 500 dollar kalau mereka mau masuk Islam.

Sudah perihal umum bagi orang Eropa dan Amerika, bila mereka masih mau lanjut bekerja dalam bidang perminyakan di Saudi Arabia, mereka harus bersedia masuk Islam.
Satu pun gereja tidak boleh dibangun di tanah Saudi Arabia, agar tidak terdapat kebaktian Kristen.

  1. Ada jihad untuk membuat takut
Hukuman mati diberlakukan bagi setiap orang yang meninggalkan Islam dan memeluk agama lain misalnya agama Kristen.
Ketika buku ini sedang dicetak, ada beberapa orang disiksa di sebuah penjara di Mesir. Kesalahan mereka satu-satunya karena mereka berpaling menjadi Kristen.

  1. Ada jihad perbudakan
Kasus pada orang-orang berkulit hitam yang diperlakukan sebagai budak-belian hanya terjadi di negara-negara Islam.
The London Economist (6 Januari 1990) melaporkan bahwa orang-orang Muslim Sudan menangkap dan menjual wanita-wanita dan anak-anak berkulit hitam dari suku Dinka yang memeluk agama Kristen dengan harga 15 dollar setiap kepala.

Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam laporannya mengenai perbudakan mengungkapkan bahwa orang-orang Muslim masih memperbudak orang-orang berkulit hitam.
Newsweek edisi khusus terbitan 4 Mei 1992 dalam laporannya mengenai perbudakan juga mengungkapkan hal yang sama.

Wanita-wanita non-Muslim yang pergi ke Saudi Arabia untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga sering diperlakukan sebagai budak oleh orang-orang Muslim yang menjadi majikannya, bahkan mereka seringkali dipukul dan diperkosa menuruti keinginan sang majikan.
Pemerintah Saudi Arabia tidak mengijinkan mereka meninggalkan negara tersebut tetapi mengembalikan mereka kepada majikan mereka di Saudi Arabia.

  1. Jihad pengadilan
Orang non-Muslim tidak memperoleh akses dan perlindungan yang sama dengan umat Muslim dihadapan hukum karena kesaksian umat non-Muslim di pengadilan dianggap tidak sah bila kesaksian itu ditujukan untuk melawan orang Muslim (Hadis, jilid 3, pasal 31, halaman 525–526).
Peraturan ini, bahkan diterapkan juga seandainya orang Muslim tersebut membunuh orang non-Muslim.

Hadis, IV/283 dan IX/50
Orang Muslim tidak akan dijatuhi hukuman mati karena mereka membunuh orang kafir (non Muslim).

  1. Ada jihad setelah kematian
Seorang Muslim “harus berjuang (demi Muhammad) baik selagi dia masih hidup maupun setelah dia meninggal dunia,” (Hadis jilid I, pasal 43).

  1. Ada jihad Firdaus
Siapapun orang Muslim yang terbunuh selagi berjihad akan langsung memperoleh kenikmatan-kenikmatan seksual di Firdaus (Hadis, I/35; Hadis, IV/386).

[ Jumlah ayat-ayat keras di dalam Hadis dan Alquran cukup membelalakkan mata. Padahal Allah SWT diklaim sebagai “Maha Pengasih dan Penyayang”! Pelbagai istilah perjuangan, kekerasan, peperangan bagi Allah hingga kepada perintah pembunuhan atau terbunuh, cungkil mata dan lain-lainnya, ada terdapat di dalam Quran!!!

Ada istilah JIHAD, peperangan melawan orang-orang kafir, termasuk pula dengan pedang. Dan ini terdapat dalam Quran sebanyak 28 kali dalam pelbagai bentuknya. Salah satunya yang memberi favoritisme berjihad dengan harta dan jiwa, termaktub dalam Qs 4:95.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang), yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.”

Ada istilah QITAL, perlawanan dengan “pedang di tangan,” hingga membunuh atau terbunuh sendiri. Istilah ini dengan pelbagai variasinya, disebut sebanyak 33 kali dalam Quran. Salah satunya adalah Qs 2:191.

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilaram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.

Ada pula istilah HIRABA (atau HARB) yang diartikan sebagai penyerangan terhadap Allah dan Muhammad, atau menyatakan peperangan terhadap orang-orang yang melanggar hukum. Ini terdapat dalam Quran sebanyak 6 kali. Salah satunya yang typical ialah Qs 5:33.

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Ada pula istilah FI SABIL ALLAH yang disebut sebanyak 45 kali dalam campuran-campuran dengan istilah-istilah di atas. Salah satunya adalah Qs 2:190, “Dan perangi di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu…”

Tampaknya bahwa tak ada satu pun Kitab Suci Allah di dunia ini yang mewahyukan lebih banyak ayat-ayat keras terhadap sesama ketimbang Quran ]


BAGIAN V

Mengenal Alquran Dan Hadis

Menurut Hadis IX/643, Alquran ditulis di Surga. Jadi, tidaklah mungkin isi Alquran berasal dari sumber-sumber duniawi yang ada pada zaman pra-Islam.
Namun, menurut penelitian, terdapat banyak sekali bahan-bahan yang diambil dari zaman pra-Islam. Dengan demikian, sangat tidak mengherankan kalau Alquran ditulis dalam dialek Quraisy (Hadis VI/507). Fakta tersebut sering tidak disadari oleh umat Muslim yang bukan orang Arab.

Bahkan ketika Muhammad telah meninggal, pun naskah Alquran masih tercecer dimana-mana (Surat-suratnya belum tersusun rapi), ada yang tertulis di daun-daun palem, di lempeng batu, pada tulang-tulang, dan lain-lain. (Hadis VI/509).
Jadi, dengan demikian jelaslah bahwa Hadispun menjadi saksi atas kenyataan bahwa Muhammad sendiri tidak mempersiapkan naskah Alquran sebelum kematiannya.

Menurut catatan, atau Hadis mengkonfirmasikan, bahwa Alquran disusun menjadi satu buku oleh Kalif Uthman setelah Muhammad meninggal. Hal ini sering disangkal oleh orang-orang Muslim yang tidak memahami mengenai kitab suci mereka sendiri.

Uthman menyusun Alquran dan mengirimkan beberapa salinannya ke tempat-tempat yang jauh (Hadis I/63). Uthman… menulis naskah Alquran yang Suci dalam bentuk sebuah kitab (Hadis IV/709).

Lihat juga Hadis VI/507 dan 510.
Ketika Uthman menyelesaikan himpunan Alquran menurut versi dirinya, Hadis mencatat, dia mencoba membuang semua hal yang menimbulkan pertentangan yang terdapat di dalam Alquran (Hadis VI/510).
Hal ini jelas membuktikan, memang benar ada versi-versi Alquran yang saling bertentangan.

Kenyataan bahwa beberapa ayat Alquran telah hilang dan beberapa ayat lain dikeluarkan/dicabut dari Alquran memang diakui di dalam Hadis IV/57, 62, 69, 299; Hadis VI/510, 511

Hadis bahkan mencatat, ketika orang-orang tertentu (penghafal ayat) meninggal, maka bagian-bagian Alquran yang hanya diketahui oleh mereka ikut hilang terkubur bersama mereka (Hadis VI/509).
Hadis mencatat bahwa Muhammad pada saat-saat tertentu ditarik oleh “pengaruh halus,” lalu berkata dan melihat hal-hal tertentu di bawah pengaruh inspirasi halus/Setan tersebut (Hadis IV/400, 490).

Pengakuan Hadis tersebut di atas telah merusak prinsip-prinsip yang diyakini oleh umat Muslim bahwa Muhammad memperoleh inspirasi secara sempurna dari Allah.

Karena Hadis mengakui, Muhammad memang pada suatu ketika melakukan dan mengatakan beberapa perkara di bawah inspirasi Setan, maka pada prinsipnya hal tersebut menggiring orang untuk meragukan setiap apa yang dikatakan oleh Muhammad.

Seperti halnya pada Alquran, Hadis juga mengutip ayat-ayat yang seolah-olah dikatakan oleh nabi Nuh, nabi Musa, Yesus dan lain-lain, padahal sesungguhnya tidak mungkin mereka yang mengatakannya!
Kenapa?
Karena kosakata yang digunakannya dan doktin pengajaran yang disampaikan serta referensi sejarah yang telah dibuat Muhammad itu jauh berbeda dengan yang mereka anut. Jelas bahwa apa yang dikutip Hadis tersebut hanyalah petikan yang tidak benar.

Hadis Jilid I, pasal 1, halaman 16; Hadis I/74, 78, 124.
[ misalnya kosakata yang menyebut Allah sebagai “Bapa” atau “Yahweh” tidak pernah dikenal di Alquran dan Hadis padahal keberadaannya begitu sentral di dalam Alkitab ]

Hadis pun mengakui, dalam Hadis terdapat teks-teks yang bersifat varian dan bertentangan (Hadis I/42, 47, 74, 78, 80, 81, 86, 102, 107, 112, 159, 160, 161; Hadis III/159-161). Bahkan penerjemah Hadis juga mengakuinya, pengakuan yang mana tertulis dalam catatan kaki pada Hadis III/159 sebagai berikut:

Hadis nomor 159 tersebut bertentangan dengan Hadis Al-Hassan

Seperti halnya pada Alquran, beberapa Hadis juga dibatalkan atau dihapuskan (Hadis I/179, 180)

Tidak ada komentar: