ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

bab11e

KITAB SUCI KEDUA

Bab 11
Analisis Sebuah Kitab Yang Paling Sahih


BAGIAN VI

Mengenai Kemurtadan

Hadis berulang-ulang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun umat Muslim yang akan murtad. Dia kemudian bertanya, “Apakah ada di antara mereka yang memeluk agamanya (Islam) merasa tidak senang dan kemudian meninggalkannya?” Saya menjawab, “Tidak” (Hadis I/6 dan 48).

Pernyataan Hadis tersebut di atas bertentangan dengan pernyataan Hadis yang lain yang menyebutkan bahwa hukuman bagi orang yang meninggalkan Islam adalah hukuman mati.

Hadis, IV/260
Nabi bersabda, “Jika seorang Muslim meninggalkan agama Islam, bunuhlah dia.”

Hadis bahkan mencatat mengenai pembunuhan yang dilakukan terhadap orang-orang yang meninggalkan agama Islam dan masuk ke agama lain (Hadis V/630).
Dalam Hadis vol. 9, seluruhnya ditujukan untuk memperingatkan orang-orang yang akan murtad dari Islam yaitu bahwa mereka akan dibunuh (lihat Hadis, vol. 9, halaman 10-11, 26, 45-50, 341, 342).

Hadis, IX/64
Maka, kapanpun kamu menjumpai mereka (maksudnya orang-orang Muslim yang murtad), bunuh mereka, karena siapa pun yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala pada Hari Kebangkitan.


BAGIAN VII

Mengenai Yahudi dan Kristen

Muhammad mengajarkan, umat Yahudi menyembah Ezra sebagai Anak Allah sama seperti umat Kristen menyembah Yesus sebagai Anak Allah (Hadis, vol. 1, halaman xvii).
Dan Muhammad pun membuat kesalahan ganda mengenai kedua pernyataan tersebut di atas.

Muhammad berkata,
Setiap orang Yahudi atau orang Kristen yang pernah mendengar tentang aku namun tidak percaya kepadaku dan tidak percaya pada apa yang diwahyukan kepadaku lewat Alquran dan tradisi (Hadis), orang tersebut akan berakhir ke dalam Api Neraka. Hadis, jilid 1, halaman li (li= 51).

Menurut Hadis II/414, Muhammad mengatakan,
Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Kristen sebab mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat-tempat untuk menyembah/beribadah. (Nonsense! Yahudi dan Kristen manakah yang memberhalakan kuburan nabinya?)


BAGIAN VIII

Muhammad Mengenai Wanita

Muhammad mengajarkan bahwa mayoritas dari penghuni Neraka adalah wanita!

Nabi berkata, “Saya melihat ke dalam api neraka dan ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita” (Hadis I/28, 301; Hadis II/161).

Alasan mengapa mayoritas penghuni Neraka adalah wanita jelas tertulis dalam Hadis II/541,

Wahai wanita! Aku tidak pernah melihat manusia yang begitu kurang dalam kecerdasan dan dalam agama selain dari jenismu.

Muhammad meyakini bahwa para wanita “kurang cerdas” dan oleh karenanya menurut Hukum Islam mereka tidak layak diberi hak-hak yang sama dengan pria.
Contoh, Muhammad mengatur dalam undang-undang, kesaksian wanita di pengadilan nilainya hanya setengah dari kesaksian seorang pria.
Jadi, perlu kesaksian dua wanita untuk mengimbangi kesaksian seorang pria. Bayangkan bagaimana dampak peraturan ini terhadap wanita-wanita yang diperkosa.

Hadis, III/826
Nabi bersabda, “Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan setengah dari kesaksian seorang pria?” Para wanita itu berkata “Ya.” Nabi berkata lagi, “Hal itu disebabkan karena kemampuan berpikir wanita sangat kurang.”

Muhammad bahkan membuat peraturan bahwa hak warisan yang diterima anak wanita hanya sebesar setengah dari yang diterima anak laki-laki (Hadis IV/10).
Jadi para wanita dihukum secara keuangan semata-mata karena mereka wanita.

Dan, barangkali gambaran paling rendah dari martabat wanita Islam tercermin dalam pernyataan, bahwa di Firdaus tersedia wanita-wanita cantik yang tugas utamanya untuk memuaskan nafsu seksual pria. Mereka ditambatkan pada sudut-sudut paviliun.

Hadis, VI/406
Pernyataan Allah, wanita-wanita cantik ditambatkan di paviliun-paviliun. Rasul Allah berkata, “Si Surga ada sebuah paviliun yang terbentuk dari sebuah lubang terowongan mutiara yang lebarnya 60 mil, pada masing-masing sudut terdapat para isteri yang terpisah dan tidak dapat saling melihat dengan sudut lainnya, dan orang-orang beriman akan mengunjungi para wanita tersebut untuk “menikmati” mereka.

[ Bahwa di mata Allah, wanita Islam tampak merupakan obyek-seks dari pria, dijelaskan dalam HSB 1439, dimana Muhammad berkata:
“Apabila laki-laki mengajak isterinya tidur, sedang perempuan tidak mau, lalu laki-laki tadi semalaman itu dalam keadaan marah, malaikat melaknati perempuan itu sampai pagi.”

Tidakkah pelaknatan malaikat semacam ini sungguh bermasalah?
  1. Hukuman sepihak tanpa mempersoalkan keberatan-keberatan di pihak sang isteri? Capai, sakit, labil mental atau fisik, salah waktu, salah tempat, salah kondisi, salah cara dalam mengajak hubungan seks dari pihak suami – semuanya adalah sah bagi sang isteri untuk menolak seks sepihak. Bila tidak, tentu seks suami-isteri itu akan berubah menjadi “pemerkosaan suami” atau sang isteri hanyalah budak-seks belaka! Adilkah Allah?

  2. Apakah malaikat perlu bekerja semalam suntuk demi melaknati sang isteri itu? Apakah penghakiman Allah dibatasi waktunya hanya sepanjang beberapa jam itu saja (dari malam tersebut hingga paginya), dimana sang isteri segera akan terlunas dari laknat keesokan harinya? Benarkah sang isteri betul-betul merasakan ujud laknat-Nya semalaman, padahal ia tertidur?

    Apakah telah maha benar Allah membela kemarahan/kebencian karena nafsu berahi pihak laki-laki, tanpa dahulu menawarkan pendamaian keluarga, kecuali melaknati pihak perempuan? ]


BAGIAN IX

Buang Air Kecil dan Buang Air Besar

Muhammad menderita obsesi psikologis mengenai buang air kecil dan buang air besar.
Pada kenyataannya, dia menghabiskan banyak waktu mengajarkan mengenai kapan, di mana dan bagaimana seseorang boleh buang air kecil dan buang air besar.

Dia sedemikian terobsesinya dengan masalah tersebut sehingga mengajarkan, jika seseorang buang air kecil dan mengenai pakaian atau tubuh, dia (orang tersebut) akan menderita Api Neraka setelah meninggal dunia.

Salah satu dosa besar yang dilakukan seseorang adalah bahwa dia tidak menjaga dirinya (pakaian dan tubuhnya) dari air seninya (maksudnya pakaian dan tubuhnya terkena air seninya sendiri). Pada suatu hari Nabi, selagi melewati salah satu kuburan di Medinah atau Mekkah, mendengar suara dari dua orang yang disiksa dalam kuburan mereka. Nabi kemudian menambahkan, “Ya” (mereka disiksa karena suatu dosa besar yang mereka lakukan). Sesungguhnya, salah seorang di antara mereka tidak pernah menjaga dirinya sendiri dari air seninya. (Hadis jilid I, pasal 57, nomor 215).

Menurut Hadis, II/443, Muhammad berkata bahwa orang-orang disiksa dalam Api Neraka karena mereka mengotori diri dengan air seni mereka sendiri.
Namun, pada saat yang sama, Muhammad memerintahkan orang-orang untuk minum air kencing onta dicampur dengan air susu onta itu juga, sebagai obat.

Hadis, I/234
Maka Nabi memerintahkan mereka untuk pergi mencari kumpulan onta-onta dan minum air susu dan air seni onta-onta tersebut (sebagai obat).

Peraturan-peraturan mengenai buang air kecil dan buang air besar adalah sebagai berikut:
  1. Kamu tidak boleh menghadap ke Mekah ketika kamu buang air kecil atau buang air besar (Hadis I/146, 147, 150, 151).
  2. Kamu tidak boleh menggunakan tangan kanan untuk memegang kemaluan dan untuk cebok. Hadis I/155, 156.
  3. Kamu harus membersihkan alat vitalmu dengan air setelah ke kamar kecil. (Hadis I/152, 153, 154, 157).

Tidak ada komentar: