ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

bab11b

KITAB SUCI KEDUA

Bab 11
Analisis Sebuah Kitab Yang Paling Sahih


BAGIAN I

Muhammad Sebagai Manusia Biasa

Hadis memperlihatkan banyak hal mengenai Muhammad sebagai manusia biasa, dan semuanya tidak tercatat di dalam Alquran.
Perihal ini penting, oleh karena umat Muslim menghendaki kita percaya bahwa Muhammad adalah rasul Allah.

Jadi, karakter Muhammad sebagai manusia sangat penting.
Apakah Muhammad, type manusia yang harus kita ikuti?

Hadis menyajikan informasi sangat penting mengenai kepribadian dan karakter Muhammad. Informasi ini kita perlukan agar kita dapat mengambil keputusan secara cermat dan tepat.

Seorang Kulit Putih

PERTAMA. Mengenai ras Muhammad, Hadis menyatakan dengan jelas, Muhammad adalah ras orang kulit putih.
Perihal ini diungkap berkali-kali dalam berbagai cara, maka dapat disimpulkan, para penulis Hadis sangat memberikan penekanan pada pernyataannya dengan maksud agar tidak ada seorangpun berpikir, Muhammad adalah orang kulit hitam.
Yang ditekankan adalah Muhammad berkulit putih!

Pernyataan tersebut sungguh pukulan berat bagi “Umat Muslim Hitam” yang telah meyakini “Islam adalah agama orang kulit hitam,” sebab menurut mereka Muhammad berkulit hitam.

Kesimpulannnya, oleh karena Muhamamad berkulit putih, “Bangsa Islam” (maksudnya Muslim Hitam) adalah penganut “agama orang kulit putih.”

Muhammad,
Suatu Setan Berkulit Putih?

Dalam berbagai debat radio dengan kaum Muslim Hitam, mereka menyatakan rasa herannya ketika mengetahui Hadis dengan jelas menyatakan Muhammad berkulit putih.
Walau semula hanya berpura-pura saja mengakui inspirasi Hadis, tapi akhirnya, mereka harus menyerah terhadap kebenaran Hadis itu.

Sesungguhnya, jika “semua orang kulit putih adalah setan-setan” seperti yang dikatakan Elijah Muhammad dan Louis Farrakhan, maka pastilah Muhammad dan Wallace Fard adalah setan-setan berkulit putih juga.

Yesus,
Suatu Setan Berkulit Putih?

Pun, Hadis bahkan berani menyatakan, Muhammad melihat Yesus dalam mimpi, Yesus berkulit putih dan rambut lurus (Hadis, IX/242).
Dalam hal ini orang Muslim berkulit hitam juga tidak senang dengan pernyataan Hadis tersebut karena hal tersebut berarti pula bahwa Yesus (Isa Almasih) juga setan berkulit putih.

Bukti Menurut Hadis

Dalam Hadis I/63, kami membaca sebagai berikut:

Selagi kami sedang duduk bersama nabi di Masjid, seseorang datang dengan menunggang seekor unta. Dia menyuruh untanya berlutut di Masjid, mengikat kaki unta tersebut kemudian berkata, ”Siapa di antara anda bernama Muhammad?” Pada waktu itu nabi sedang duduk di antara kami (para pengikutnya) sambil bersandar dengan tangan di belakang kepalanya. Kami menjawab, “Itu dia orang berkulit putih yang sedang bersandar dengan tangan di belakang kepalanya.” Orang tersebut kemudian menyapa Muhammad, “Hai anak dari Abdul Muttalib.”

Hadis II/122, merujuk Muhammad sebagai “orang berkulit putih.” Dan Dalam Hadis II/141, kita diberitahu bahwa ketika Muhammad mengangkat tangannya, “ketiaknya yang putih terlihat jelas.”
Bila teks di atas kurang jelas, kita diberitahu lebih jelas lagi dalam Hadis I/367, Anas “melihat kemaluan Muhammad berwarna putih.”

Orang Hitam-Kepala Kismis (Anggur Kering)

Sikap Muhammad terhadap orang-orang hitam, dia menyatakan, mereka adalah “kepala-kepala kismis” (Hadis I/662 dan IX/256).

Dalam seluruh Hadis, orang-orang hitam dirujuk sebagai budak-budak. Hal ini sungguh menyakiti hati orang-orang kulit hitam, lebih parah lagi Muhammad menyatakan bahwa bila seseorang bermimpi mengenai wanita kulit hitam, perempuan tersebut dianggap sebagai pertanda buruk mengenai akan datangnya penyakit endemik (Hadis IX/162, 163)

Muhammad, Seorang Pemilik Budak-Budak

Dalam Hadis VI/435, ketika Umar bin Al-Khattab berkunjung ke rumah Muhammad, dia melihat bahwa,

Seorang budak rasul Allah yang berkulit hitam sedang duduk pada anak tangga pertama.

Dari referensi ini, dan juga referensi-referensi Hadis lainnya, jelas terungkap, Muhammad adalah majikan, pemilik para budak.

Pada kenyataannya, praktis dalam semua contoh dimana orang-orang hitam disebutkan dalam Hadis, mereka adalah budak-budak Muhammad.
Ini sungguh kontras dengan Yesus dari Nazareth yang tidak punya budak satu pun. Bahkan Yesus datang untuk membebaskan orang dari perbudakan.

Lekas Marah

KEDUA. Berkaitan dengan kepribadian Muhammad, dia adalah orang yang lekas marah, dan mudah naik pitam. Ketika Muhammad mendengar mengenai seseorang yang memimpin dalam doa-doa yang sangat panjang, Hadis mencatat kemarahannya:

Hadis, I/90
Saya tidak pernah melihat nabi begitu marahnya (furious) dalam memberikan nasehat seperti dalam peristiwa hari itu.

Hal lain, karena Muhammad menyatakan dirinya sebagai “nabi,” seseorang lalu datang bertanya (kepada Muhammad) dimana ia dapat menemukan ontanya yang hilang. Hadis I/91 mencatat bahwa:

Nabi sangat marah dan pipinya atau wajahnya menjadi merah padam. (dalam Quran, Nabi mengakui bahwa ia tidak tahu hal-hal yang gaib, Surat 6:50, 7:199).

Muhammad Tidak Suka Pertanyaan-Pertanyaan

Muhammad sesungguhnya, tidaklah suka seseorang menanyakan kepadanya mengenai kenabiannya dan wahyu yang diterimanya.
Muhammad bahkan menyatakan pada yang bertanya tersebut,

Hadis, II/555; Hadis, III/591
Allah membencimu… karena kamu banyak bertanya.

Lebih lanjut Hadis mencatat,

Hadis, I/92
Nabi ditanya sesuatu yang dia tidak suka dan ketika penanya mendesaknya, nabi jadi marah.

Ketika para penanya melihat “tanda-tanda kemarahan” pada wajah nabi, mereka selalu menarik kembali pertanyaannya (Hadis I/92).
Namun, hal itupun juga tidak menyenangkan hati Muhammad.
Sebab orang-orang mengeluh dengan menyatakan bahwa maunya nabi agar orang TERIMA SAJA apa yang dikatakannya tanpa boleh bertanya apapun.
Maka:

Hadis, I/30
Nabi mengulang berkat (dalam marahnya) mempersilahkan kepada mereka sesukanya bertanya apa yang mereka mau.

Namun orang-orang sudah tahu apa watak nabi dan mereka tak berani bertanya lagi.

Rasa Benci dan Dendam

KETIGA. Muhammad adalah pembenci dan pendendam yang telah membunuh banyak orang ketika orang-orang tersebut mengungkit-ungkit kejelekannya.

Muhammad memerintahkan orang untuk tidak membunuh pada saat berada di Mekah, terutama, tidak membunuh orang di Kaabah.
Namun, ketika Muhammad mendengar bahwa Ibn Khatal mencari perlindungan di Kaabah, Muhammad memerintahkan, “Bunuh Ibn Khatal.” Ibn Khatal kemudian diseret keluar dan dicincang, (Hadis, III/72).

Contoh mengerikan mengenai nafsu membunuh yang diidap oleh Muhammad dapat ditemukan dalam Hadis III/687 sebagai berikut:

Nabi Allah mengatakan, “Siapa yang akan membunuh Ka’b bin Al-Ashraf karena ia telah melakukan kesalahan terhadap Allah dan nabinya?“ Muhammad bin Maslama (bangkit) dan berkata, “Saya akan membunuhnya” Mereka (Muhammad bin Maslama dan sahabat-sahabatnya) datang menemui Ka’b bin Al-Ashraf seperti yang dijanjikannya dan membunuhnya. Kemudian mereka pergi menghadap nabi dan menceritakan kejadiannya.

Konflik Kesukuan dan Desas Desus Kotor

Perintah Muhammad agar seseorang membunuh demi Muhammad kadang-kadang menimbulkan masalah antar suku.
Pada suatu peristiwa, Aisha yang ketika itu baru berusia 15 tahun, dituduh berzina.

Menurut cerita Aisha, sebagaimana telah tercatat dalam Hadis III/829, Aisha secara tidak sengaja meninggalkan kalungnya di belakang ketika dia buang hajat. Setelah mencarinya, dan kembali ke para kafilah rombongannya, ternyata mereka sudah berangkat tanpa Aisha. Mereka tidak sadar bahwa Aisha tidak ada bersama mereka.

Tidak lama kemudian ada seorang Muslim yang bernama Safwan bib Mu’attal As-Sulami Adh-Dhakwani menemukan Aisha, lalu Aisha dinaikkan ke atas onta, diantar ke kafilah rombongan Aisha.
Hal ini menimbulkan desas-desus kotor yang menyatakan Aisha berselingkuh dengan Safwan. Seluruh komunitas Muslim heboh oleh desas-desus ini.

Menurut Aisha, yang menjadi pimpinan dari orang-orang yang menuduhnya adalah Abdullah bin Ubai bin Salul. Para pengikutnya menyebarkan tuduhan bohong mengenai perzinaan Aisha.

Aisha kembali ke orang tuanya, sementara Muhammad menemui “Ali bin Abu Tahib dan Usama bin Zaid… ia berkonsultasi mengenai rencana menceraikan istrinya (maksudnya Aisha).

Mereka berdua menyarankan agar Muhammad tidak menceraikan Aisha hanya karena desas-desus yang tidak benar, tetapi sebaliknya Muhammad diminta bertanya kepada pembantu perempuan Aisha bernama Buraira, apakah dia pernah melihat sesuatu mencurigakan mengenai Aisha.

Buraira mengatakan, “Tidak, demi Allah yang telah mengutus anda dengan kebenarannya, saya tidak pernah melihat perbuatan tercela yang dilakukan oleh Aisha. Yang saya tahu hanyalah bahwa Aisha masih kanak-kanak yang belum akil balik, yang kadang-kadang tidur dan meninggalkan adonan kuenya untuk makanan kambing.”

Catatan kaki dalam Hadis menunjukkan bahwa Aisha baru berusia 15 tahun pada waktu itu.
Menurut Hadis, Aisha baru berusia 6 tahun ketika Muhammad menikahinya. Muhammad baru berseranjang dengan Aisha ketika Aisha berusia 8 tahun.

Permintaan Untuk Membunuh

Dengan pernyataan Buraira bahwa Aisha tidak bersalah tersebut,

Nabi Allah kemudian naik ke atas mimbar kotbah dan minta seseorang untuk membantunya menghukum Abdullah bin Salul. Nabi Allah Berkata, “Siapa yang akan membantu saya menghukum orang tersebut yang telah menyakiti saya dengan memfitnah reputasi keluarga saya?” Sa’d bin Mu’adh bangkit dan berkata, “Hai nabi Allah! Demi Allah, saya akan membantu anda membereskannya. Kalau orang tersebut dari suku Anus, saya akan memenggal kepalanya dan kalau dia dari saudara kami, suku Khazraj, perintahkan kami, dan kami akan memenuhi permintaanmu.”

Pimpinan suku Khazraj, Sa’d bib ‘Ubada, pun melompat, membela sukunya dengan berkata, “Anda tidak boleh membunuhnya.”
Akibatnya, Sa’d bin Mu’adh menimpalinya, “Demi Allah, kami akan membunuhnya.”

Keadaan menjadi kacau (tak terkendali) dan suku Anus serta suku Khazraj sudah berhadap-hadapan bersiap saling membunuh akibat desas-desus tersebut.
Muhammad butuh beberapa waktu guna menenangkan suasana.
Caranya?
Muhammad ambil jalan pintas dengan menyatakan, dia menerima wahyu khusus dari Allah yang menyatakan Aisha tidak bersalah.

Jadi, kekacauan di antara sesama Muslim dapat diatasi karena Allah telah berbicara. Orang-orang tidak beriman yang berani menanyai nabi Allah mengenai hal ini akan mengalami nasib seperti seperti orang-orang kafir lainnya.

Klaim Tentang Muhammad Tidak Berdosa

KEEMPAT. Menurut Hadis, Muhammad adalah orang berdosa yang butuh pengampunan. Dia bukan orang tak berdosa sebagaimana diklaim Islam zaman sekarang.
Ketika Muhammad ditanya oleh Abu Hurain sebagai berikut:

Hadis, I/711
Apa yang anda katakan dalam masa jedah antara Takbir dan pengajian? Muhammad menjawab, saya berkata: “Ya Allah, jauhkanlah saya dari dosa-dosa saya sejauh Timur dari Barat dan sucikan saya dari dosa-dosa saya seperti pakaian putih yang dicuci bersih. Ya Allah! Cucilah dosa-dosa saya dengan air, salju, dan hujan es.”

Dalam Hadis VIII/319, Abu Huraira berkata:

Saya mendengar rasul Allah berkata, “Demi Allah! Saya mohon pengampunan dari Allah dan mengajukan pertobatan lebih dari 70 kali sehari.”

Aisha isteri Muhammad mencatat, umat Muslim mula-mula tidak menganggap Muhammad sebagai orang tidak berdosa.

Hadis, I/19
Mereka berkata, “Ya nabi Allah! Kami tidak seperti anda. Allah telah mengampuni dosa-dosa masa lalu dan masa depan anda.”

Hadis dengan jelas menyatakan bahwa murid-murid Muhammad memuliakan dia karena dosa-dosanya diampuni dan bukan karena dia tidak punya dosa yang perlu diampuni.
Hadis I/78 menyatakan lebih lanjut:

Nabi dalam kekhusyukan penyembahan kepada Allah seringkali berseru, “Ya Allah! Tuhan kami! Segala puji syukur kupanjatkan kehadiratMu! Ya Allah! Ampuni saya.”

Dalam Hadis nomor 375, orang-orang Quraish berkata berulang-ulang, “Allah mengampuni nabi-Nya.”

Jelas di sini, orang-orang tidak memandang Muhammad sebagai orang tidak berdosa! (dan Muhammad tidak menyanggahnya).
Pernyataan yang sama dikatakan oleh sekelompok yang terdiri dari 3 orang yang sedang menyatakan sebagaimana yang tertulis dalam Hadis VII/1: “bahwa Allah telah mengampuni Muhammad atas dosa-dosanya.”

Di dalam Hadis V/724, Aisha berkata, dia mendengar Muhammad berdoa sebagai berikut:

Ya Allah! Ampuni saya dan limpahkan belas kasihanMu pada saya.

Menurut cerita di dalam Hadis, dalam perjalanan Muhammad di malam hari melintasi 7 surga, Yesus berkata mengenai Muhammad sebagai berikut:

Hadis, VI/3
Muhammad, hamba Allah, yang dosa-dosa masa lalunya dan masa datangnya diampuni oleh Allah.

Dalam Hadis, VI/494, Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk memohon pengampunan atas dosa-dosanya.
Abu Musa mendengar Muhammad berdoa seperti ini:

Hadis, VIII/407
Ya, Tuhanku! Ampuni dosa-dosa dan kesalahanku. Ampuni dosa-dosa masa laluku serta dosa-dosa masa datangku yang kulakukan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Menurut Muhammad sebagaimana tertulis dalam Hadis IV/506, satu-satunya manusia yang pernah ada di dunia yang tidak “dijamah” oleh Setan (maksudnya tidak berdosa) pada waktu lahirnya adalah Yesus. Jadi, disimpulkan, Muhammad sendiri “dijamah” Setan.

Dosa-dosa Muhammad, termasuk menyiksa orang-orang dengan memotong tangan dan kaki mereka dan mencongkel mata mereka dengan besi panas (Hadis I/234); membiarkan mereka mati kehabisan darah setelah anggota badannya dipotong (Hadis VIII/794, 795); dan membiarkan orang mati karena kehausan (Hadis VIII/796)

KELIMA. Muhammad percaya pada takhayul.
Muhammad percaya, ada kekuatan “mata jahat,” maka ia beritahu pengikutnya untuk mengucapkan ayat-ayat Alquran guna melawan kekuatan tersebut (Hadis VII/636).
[ Yesus mengajarkan, usirlah roh jahat dalam nama-Nya, bukan dengan membacakan ayat-ayat (Markus 16:17) ]

Muhammad juga percaya pada pertanda buruk maupun pertanda baik, misalnya kemunculan burung-burung tertentu dan kemunculan hewan-hewan lain (Hadis IV/110, 111; VII/648, 649, 650).

Muhammad bahkan takut kalau-kalau ada roh jahat masuk ke dalam tubuhnya pada saat ia buang air kecil maupun buang air besar.
Jadi dia mengucapkan doa untuk memperoleh suatu perlindungan khusus (Hadis, I/144).

Muhammad juga takut pada angin kencang.

Hadis, II/144
Anas menulis: Bilamana angin kencang berhembus, kecemasan nampak pada wajah nabi (dia takut kalau-kalau angin kencang tersebut merupakan pertanda dari kemurkaan Allah).

Saat gerhana bulan atau gerhana matahari, Muhammad mengalami ketakutan besar akan tibanya hari penghakiman (hari kiamat).

Hadis, II/167
Gerhana matahari muncul dan nabi bangun, karena takut bahwa saat hari penghakiman telah tiba. Kemudian dia berkata, “Tanda-tanda ini dikirim Allah bukan karena terjadinya kehidupan atau kematian seseorang, namun supaya para penyembah Allah takut sehingga mereka selalu ingat Allah pada saat melihat tanda-tanda itu dan mereka harus memohon dan minta pengampunan-Nya.”

Kepercayaan Muhammad pada takhayul jelas terlihat di saat dia menyembah batu hitam yang terdapat di Kaabah, Mekah.
Hadis II/667, jelas menyebutkan bahwa Muhammad mencium dan memuja batu hitam tersebut.

Muhammad percaya pula bahwa bila anda menempatkan daun palem hijau di atas kubur seseorang, penderitaan dan rasa sakit orang yang ada di dalam kubur tersebut akan berkurang pada saat daun palem tersebut mengering (Hadis, II/443).

Muhammad bahkan percaya pada takhayul mengenai angka-angka genap. Dia selalu menghindari angka-angka tersebut. Oleh karena itu dia mencantumkan dalam Hadis aturan-aturan mengenai perlunya menggunakan batu-batu dengan jumlah ganjil demi membersihkan diri sendiri setelah buang air besar.

Hadis, I/162
Siapa saja yang membersihkan bagian-bagian tubuh yang vital dengan batu haruslah melakukannya dengan batu dalam jumlah bilangan ganjil.

Menurut Muhammad, manusia dapat berubah menjadi tikus-tikus, monyet-monyet dan babi-babi. Khususnya, dia katakan bahwa orang-orang Yahudi diubah menjadi tikus-tikus! (Hadis IV/524, 569, dan pasal 32).

Dalam Hadis VII/660, kita dapat mencatat bahwa:

Rasul Allah mempunyai kekuatan magis sehingga dia dapat berpikir seolah-olah dia mengadakan hubungan seksual dengan para isterinya padahal sebetulnya tidak.

Untuk membuktikan betapa dalamnya kepercayaan dan ketakutan Muhammad pada kekuatan magis, seseorang dapat membaca dalam Hadis VII/656 sampai dengan nomor 664.

Muhammad menyemir merah rambutnya

KEENAM. Muhammad menyemir rambutnya dengan warna merah kejingga-jinggaan.

Hadis, I/167
Narasi dari ‘Ubaid Ibn Juraij: Dan mengenai penyemiran rambut dengan menggunakan daun inai; tidak diragukan lagi saya melihat nabi Allah menyemir rambutnya dengan daun inai dan itulah sebabnya saya suka menyemir (rambut saya dengan daun inai).

Setelah Muhammad meninggal, sebagian dari rambutnya yang berwarna merah disimpan dan diperlihatkan pada orang-orang lain (Hadis IV/747, dan VII/785)

Namun Dia Mempunyai Kutu Rambut

Sementara Muhammad menjaga rambut agar tidak putih, dengan menyemirnya warna merah, tapi dia gagal membebaskan rambutnya dari kutu rambut (Hadis IX/130).

Nafsu Seksual Muhammad

KETUJUH. Kegiatan seksual Muhammad sangat legendaris. Dalam haremnya terdapat lebih dari 20 wanita.
Hadis menyatakan, Muhammad mampu berhubungan seks dengan semua wanita di haremnya setiap hari sebelum sembahyang.
Diperkirakan, dia memiliki kekuatan seksual yang sama dengan 30 orang laki-laki dewasa!

Pernyataan tersebut sengaja dibuat untuk membangkitkan rasa kagum orang-orang Arab kepada Muhammad, yang pada masa itu meyakini kegiatan seksual yang terus-menerus adalah surga.

Hadis, I/268
Dinarasikan oleh Qatada: Anas bin Malik berkata, “Nabi biasanya menggilir semua istrinya dalam sehari dan semalam, dan jumlah mereka ada 11 orang. “Saya (Qatada) bertanya pada Anas, “Apakah nabi mempunyai kekuatan untuk itu?” Anas menjawab, “Kami berpendapat bahwa nabi diberi kekuatan yang setara dengan 30 orang laki-laki dewasa”

Hadis, I/270 dan 267
Aisha berkata, “Saya memberikan wangi-wangian kepada nabi Allah dan dia kemudian menggilir (melakukan hubungan seksual) dengan semua isterinya.”

Lihat juga Hadis VII/5, 6, dan 142, menyatakan hal serupa.

Mengenai berapa jumlah isteri nabi, kita diberitahu oleh Anas bin Malik bahwa jumlahnya ada 11 orang (Hadis I/268).
Namun Muhammad seringkali pula memilih beberapa wanita baru (untuk partner seks) yang diperoleh dari tawanan perang (lihat Hadis I/367 sebagai contoh).

Pernyataan Anas bin Malik bahwa jumlah isteri Muhammad ada 11 orang itu ternyata bertentangan dengan apa yang tertulis dalam Hadis VII/142, dimana dinyatakan, Muhammad hanya punya 9 isteri.

Para wanita pemuja Muhammad juga menawarkan diri sebagai penghuni harem Muhammad.

Hadis, III/505 A
Seorang wanita menghadap nabi Allah sambil berkata, “Wahai rasul Allah! Saya menyerahkan diri saya untukmu.”

Muhammad akan mengamati lebih dahulu dengan seksama para wanita yang menawarkan diri menjadi pasangan seks-nya. Bila cukup cantik, mereka diijinkan masuk ke dalam harem.
Namun, bila tidak sesuai dengan selera Muhammad, mereka akan diserahkan kepada laki-laki lain.
Wanita yang diberikan kepada laki-laki lain tentunya tidak punya pilihan lain kecuali setuju.

Lihat juga Hadis VII/24 dimana dinyatakan, ada seorang wanita yang menawarkan dirinya untuk memuaskan Muhammad.

Sebagai tambahan, disamping para isteri dan para pemujanya, Muhammad juga berhubungan seks dengan para budak wanita, baik yang diperoleh sebagai hadiah maupun yang dibeli oleh Muhammad (Hadis VII/22, 23).

BAGIAN II

Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian.”

Barangkali pasal yang paling memukau dalam Hadis adalah teks dimana dinyatakan bahwa Muhammad adalah seorang nabi karena pada tengkuknya, terdapat sebuah tanda, berupa daging tumbuh di antara kedua bahunya.

Hadis I/189; lihat juga Hadis IV/741
Diriwayatkan As-Saib bin Yazid: Saya berdiri di belakang Muhammad dan saya melihat segel kenabian yang terdapat di antara kedua bahunya dan segel tersebut seperti “Zir-al-Hijla” (artinya kancing dari sebuah tenda kecil). Tetapi beberapa orang menyebutnya semacam “telur ayam hutan.”

Hadis ini sangat menarik perhatian, oleh karena mengungkapkan kepercayaan Arab bahwa “segel kenabian” ditandai dengan unsur kedagingan, yaitu adanya daging tumbuh di antara kedua bahu.

Seorang Shaman Pagan

Muhammad adalah seorang Shaman, yang menguasai para jin, yaitu roh-roh yang tinggal di batu-batu karang, di air, dan di pohon-pohon (Hadis I/740; V/199).

Tanda-Tanda Fisik Mengenai Adanya Wahyu Ilahi

Hanya dalam Hadis-lah kita dapat menemukan deskripsi mengenai gejala fisik yang dialami diri Muhammad di saat dia diperkirakan menerima wahyu ilahi (padahal gejala fisik yang “kuat, sering, dan teratur” ini tidak dikenal oleh nabi-nabi terdahulu ketika mendengar/ mengalami pewahyuan).

Sebagaimana yang pernah kami ungkapkan, gejala fisik semacam itu adalah ciri-ciri penderita epilepsi atau gangguan otak lainnya.
Silahkan pembaca sendiri menilai gejala apakah yang mungkin dialami Muhammad tersebut. Lihat bukti-bukti dalam Hadis sebagai berikut:

  1. Muhammad merasakan ada deringan dalam telinganya seolah-olah seperti dia mendengar bunyi bel berdering (Hadis I/1, dan IV/438).
  2. Jantungnya berdegup dengan cepat (Hadis I/3).
  3. Wajahnya menjadi merah (Hadis II, pasal 16, hal 16, hal 354; V/618; VI/508).
  4. Nafasnya sangat berat (Hadis VI/508)
  5. Dia tiba-tiba terjatuh atau terbaring (Hadis II pasal 16, halaman 354; IV/461, “Saya jatuh ke tanah”; V/170, “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata melotot menghadap ke langit; VI/448, “Saya jatuh ke tanah”).
  6. Dia akan minta diselimuti badannya (Hadis I/3; II pasal 16, halaman 354; III/17; IV/461, “Saya jatuh ke tanah…. dan berkata, “Selimuti saya! (dengan) selimut, selimuti saya!” Kemudian Allah mengirimkan wahyunya: “Wahai engkau yang terbungkus selimut!” (Hadis V/170), “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata (terbuka) menghadap ke langit. Ketika dia sadar, dia berkata, “Kain sarung saya! Kain sarung saya!” (Hadis IV/447, 448, 468, 481).
  7. Bibirnya gemetar ketika dia terkapar di tanah (Hadis I/4).
  8. Dia mendengar dan melihat sesuatu yang orang lain tak dengar dan tak lihat (Hadis I/2, 3; IV/458, 461; VI/447).
  9. Dia akan berkeringat banyak sekali (Hadis I/2; II/544; III/829; IV/95; V/462).
  10. Dia kadang-kadang mendengkur seperti onta (Hadis II pasal 16 halaman 354; III/17).
  11. Dia kadang-kadang bermimpi (Hadis I/3; V/659; VI/478).

    [ Di Hadis yang lain, ketika kedatangan Wahyu, Muhammad tercatat mengalami stress dengan mulut berbuih dan mata tertutup, lalu sesekali mendengus seperti anak onta (Ahmad bin Hanbal I/34, 464; VI/163). Abu Huraira berkata bahwa Nabi mendapat sakit pada bagian kepalanya. Dan Ibnu Hisham dalam Al-Sirah al-Nabawiya berkata bahwa Nabi biasa berlaku seperti orang mabok ketika wahyu datang kepadanya dan lain-lain.

    Dia pernah terkena sihir, sehingga beliau mengkhayalkan mengerjakan sesuatu, padahal beliau tidak mengerjakannya
    (HSB. 1414). Hadis ini turut mencurigai Muhammad jangan-jangan yang dianggap wahyu itu bukanlah wahyu yang sejati.

    Wahyu sejati dari Allah tidak boleh menakutkan penerimanya dan malaikat Gabriel selalu, dan pertama-tama, menjaga dan menyuarakan “Jangan takut!” dalam setiap penampakannya yang mungkin mengagetkan manusia (Lukas 1:30, 2:10 dan lain-lain) ]

Tidak ada komentar: